Depok (An-Najah.net) – Pembina Institute for The Study of Islamic
Thought and Civilisation (INSIST) Dr.Adian Husaini menyatakan bahwa
penolakan terhadap ajang kontes kecantikan Miss World bukan terletak
pada tampilan luar peserta kontes tersebut. Tetapi, lebih substansial
kepada ide Miss World itu sendiri yang tidak beradab.
“Bukan masalah disuruh ganti baju, dari bikini pakai mukena, yang
salah dari Miss World itu konsepnya,” Kata Dr.Adian kepada
an-najah.net, di kediamannya Depok, senin malam, (29/4/2013) ketika
menanggapi rencana Miss World yang akan digelar tanpa bikini dan lebih
sopan di Indonesia.
Lanjutnya, kesalahan konsep Miss World terdapat pada cara pandangnya
yang menistakan perempuan. Dimana perempuan hanya dilihat dari faktor
fisiknya semata.
“Kesalahan Miss World itu melecehkan perempuan, menilai perempuan hanya dari kecantikan saja,” tegas Adian.
Senada dengan itu, Adian dalam tulisannya sebelumnya menjelaskan
bahwa mulanya, kontes kecantikan ini semata-mata menekankan soal fisik
(beauty). Mungkin untuk mengurangi kontroversi, di kemudian hari ada dua
unsur lain ditambahkan menjadi kriteria penilaian, yaitu “brain” (kecerdasan) dan “behavior” (perilaku).
“Tapi, bagaimana pun, yang utama tetap faktor fisik. Sebab, ini
adalah kontes kecantikan. Otak dan perilaku bukan yang utama. Banyak
perempuan cerdas dan berprestasi tinggi di bidang sosial, tetapi tidak
mungkin menjadi peserta kontes kecantikan ini. Itu semata-mata karena
tidak memenuhi kriteria secara fisik.” Paparnya yang menjelaskan pula
bahwa sejumlah kontes kecantikan, kriteria fisik ini sangat ketat dan
bahkan sangat berlebihan.
Kata Adian, Peradaban Barat modern sarat dengan pemujaan materi. Ada
empat hal yang dipuja dalam peradaban ini, yaitu: kekayaan, jabatan,
kecantikan, dan popularitas. Agama disingkirkan sebagai sumber nilai,
digantikan dengan budaya dan spekulasi akal.
Jika agama sudah disingkirkan dari kehidupan, lalu budaya dan akal
semata dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran, maka ketika itulah
sebenarnya manusia sudah mengangkat dirinya menjadi Tuhan.
“Peradaban Barat memang bukan menolak agama dan menolak keberadaan
Tuhan, tetapi, tidak memberi peran yang penting kepada Tuhan dan agama
dalam sistem berpikir mereka.” tuturnya.
Pada ajang Miss World logika “Menyingkirkan Tuhan” dari nilai-nilai
kehidupan ini mudah dijumpai pula, baik pada pihak penyelenggara dan
pendukung kontes kecantikan sejenis.
“Alasan yang senantiasa dikemukakan adalah untuk keuntungan
popularitas dan peningkatan pariwisata. Tidak ada kriteria yang pasti,
mana tubuh yang boleh dibuka atau ditutup. Itu tergantung budaya,
tergantung situasi. Tidak ada ukuran yang pasti mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kontes kecantikan Miss World 2013
dijadwalkan akan berlangsung pada 28 September di Sentul International
Convention Center (SICC), Bogor. Ajang kontes kecantikan tersebut,
memicu kecaman dan penolakan keras dari MUI dan berbagai ormas Islam.
Sebab ajang pamer aurat seperti yang sudah diselenggarakan di berbagai
negara. Acara itu dianggap tidak sopan dan melanggar norma-norma agama.
(qathrunnada/an-najah)
Sumber : http://www.an-najah.net/berita/nasional/adian-husaini-kesalahan-miss-world-berada-pada-konsepnya

Posting Komentar